Selasa, 11 Desember 2012

Environmentally Friendly Business

Public awareness of environmental awareness increases. This is indicated by the environmental conservation efforts intensified. If the preservation of the environment can also bring in revenue would have been more enjoyable. There are so many types of businesses related to environmental preservation. Can we call eco business. There are 3 methods we need to know about eco business, namely: recycle (recycle), use (reuse) and reduce or (reduce).

Kepedulian masyarakat terhadap isu global warming ternyata menghadirkan berbagai macam peluang usaha kreatif yang tentunya menghasilkan produk-produk unggulan yang ramah lingkungan.

Maraknya pelaksanaan program 3R (Reuse, Reduce, dan Ricycle) terbukti cukup efektif untuk mengurangi dampak pemanasan global yang telah terjadi beberapa waktu terakhir.

Kondisi inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat kini mulai beralih menjalankan bisnis ramah lingkungan untuk memenangkan persaingan pasar yang ada.

Bisnis apa saja sih yang termasuk dengan bisnis ramah lingkungan?


    1.        Bisnis recycle sampah organic yg cepat busuk spt makanan bekas, minuman bekas, yg menghasilkan bau yg dapat diolah menghasilkan gas utk bahan bakar atau ditimbun untuk menjadi pupuk organik.

   2.   Bisnis konstruksi Tempat Penimbunan Akhir Sampah yang luas, sangat efisien, ramah lingkungan dan terintegrasi dengan teknologi pendaurulangan sampah menjadi pupuk, energi terbarukan, dan BBM dari sampah.


   3.   Bisnis mobil dan kenderaan yang ramah lingkungan seperti Hybrid Car yg menggunakan setengah tenaga listrik dan setengah tenaga BBM. Atau murni mobil atau kenderaan listrik listrik spt motor listrik dan kereta api listrik yg murni menggunakan energi listrik sebagai sumber geraknya. Serta bisnis Stasiun Pengisian Bahan bakar Listrik (SPBL) nya sendiri.

    4.   Bisnis penyediaan suplai listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air. Yang didapat dari peletakan baling2 di daerah dasar perairan spt selat, perairan yg sempit, daerah sungai yg deras airnya, dan air terjun yg terjaga muara sungainya dari penebangan liar sehingga gelombang air dapat memutar baling2 tersebut yg terhubung ke motor yg menghasilkan energi terbarukan.


    5.   Bisnis penyediaan kotak sampah sesuai kategori organik (cepat busuk/basah) dan anorganik (lama busuk/kering) serta penyediaan kantung2 sampah dari plastik yg kuat dan tahan lama serta ramah lingkungan yg sangat langka di perkotaan besar dan daerah2 wisata.

   6.   Bisnis recycle sampah anorganik plastik, minyak dan oli bekas menjadi BBM seperti solar, kerosine (minyak tanah) dan bahkan menjadi plastik lagi. Bisnis recycle sampah anorganik logam spt besi dan kaleng2 logam bekas utk diolah menjadi besi dan logam kembali.


   7.   Bisnis penyediaan suplai listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga (Gelombang) Angin yang diambil dari baling2 di daerah yang kaya dengan angin untuk menggerakkan baling2 tersebut yg memutar turbin utk menghasilkan energi terbarukan.

  8.   Bisnis konstruksi rumah dan gedung yang ramah lingkungan dan hemat energi. Dengan menyediakan ruang2 yg terbuka atau tambahan instrumen alamiah (spt rumput di atap) untuk menjaga kehangatan ruangan yg mencegah pemanfaatan tenaga pendingin berlebih serta memiliki penerangan alamiah yg cukup dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya/Matahari (PLTS). Air panas utk minum dan mandi juga berasal dari PLTS tersebut sehingga dapat menghemat energi dengan sangat signifikan.


  9.   Bisnis pariwisata Indonesia. Dengan mempercantik taman2 di perkotaan, menjaga tingkat polusi perkotaan, memperindah jalan2 ke daerah terpencil, memperkaya kota dan desa dengan pepohonan dan tanaman khas Indonesia, menjaga kebersihan dan kesehatan air sungai, danau, dan pantai, serta menyediakan fasilitas tour guide yg mengenal dan melestarikan kekayaan alam alami daerah untuk menarik wisatawan lokal dan luar negeri untuk berwisata di Indonesia tercinta ini.

10.Bisnis distribusi/pengangkutan sampah dari kotak2 sampah di     perkotaan atau daerah2 penimbunan sementara sampah ke TPA sampah yg efisien dan terintegrasi dgn teknologi pengolahan sampah yg baik dan ramah lingkungan.

Contoh nyatanya yaitu Bisnis Ramah Lingkungan Melalui Green Marketing

Green marketing adalah pemasaran suatu produk yang diasumsikan sebagai produk ramah lingkungan. Kegiatan ini telah dimulai sejak 1960 ketika Amerika Serikat (AS) memulai gerakan lingkungan hidup modern dan menjadi pemimpin dunia untuk reformasi lingkungan hidup. Green Consumerisme dimulai dari kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak dan aman sehingga tuntutan terhadap produk ramah lingkungan semakin kuat. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Ir. Damat, MP menyampaikan hal ini dihadapan peserta seminar nasional "The Power of Green Marketing" yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (Himatitan) Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB), Sabtu (6/4) di gedung Samantha Krida.

Dalam green marketing, menurutnya perusahaan menggunakan bahan dan fasilitas yang tidak merusak lingkungan selama proses produksinya. Karena itu produsen harus lebih mengutamakan penggunaan bahan baku lokal, bahan segar serta eco-friendly. "Produk hijau memberi keuntungan lebih sehingga konsumen bersedia membeli dengan harga lebih mahal", kata dia. Diantara keuntungan tersebut adalah menghemat harga karena penggunaan yang lebih lama, menunjang kesehatan serta cita rasa yang lebih menarik. Beberapa perusahaan di Indonesia yang telah melakukan Green Marketing diantaranya Yogya Supermarket (kantong belanja yang hancur dalam dua tahun), Bank BNI (KPR Griya Hijau), serta Pertamina (Biofuel).

Upaya berbasis lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara mengembangkan produk-produk yang sejalan dengan perubahan pandangan masyarakat tentang cara pemenuhan kebutuhan yang lebih baik dan aman bagi lingkungan. Era bisnis lingkungan tidak berarti menghambat produktivitas. Justru produktifitas itu harus sejalan dengan upaya menjaga kualitas lingkungan.

Referensi:






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar